Khamis, November 04, 2010

Kalau Ukhwah Itu Indah2


-pic from google-

APA ITU UKHUWAH?

Ukhuwah terlahir daripada keimanan yang mendalam dan atas dasar taqwa kepada Allah swt. Allahlah yang akan melahirkan rasa kecintaan terhadap seorang saudara, dan, Dialah juga yang menyatukan hati membentuk ikatan ukhwah yang kukuh sebagaimana firman Allah SWT;

‘Dan (Allahlah) Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.’ (al anfaal, 8:63)

Ukhwah adalah salah satu tanda kemanisan iman yang Allah anugerahkan buat manusia. Allah tidak menciptakan seorang sahaja manusia di atas mukabumi ini, tapi Allah mencipta banyak manusia yang asalnya daripada keturunan Adam AS. Allah tidak juga menciptakan banyak manusia untuk melakukan hal2 sendirian, tapi, Allah mencipta banyak manusia untuk kita saling berukhwah, bersama dalam perkara2 keimanan dan kebaikan. Sebab itu juga ukhwah menjadi salah satu asset yang sangat penting sebagai akar sebuah persatuan dan organisasi. Apabila ianya menjadi akar, bermaksud, ia bertindak dan berperanan untuk mencengkam seluruh batang tubuh organisasi. Andai akar tidak dibajai, tidak menerima zat yang mencukupi maka matilah dan goyanglah organisasi tersebut. Maksudnya, ukhwah sentiasa harus dibaja dengan penuh rasa keimanan dan kasih sayang, barulah sebuah sebuah organisasi menjadi utuh dan kukuh. Inilah pemahaman tentang ukhwah pada pandanganku. Justeru, tiada jawapan selain ‘sangat penting’ bagi persoalan ukhwah.


PERMULAAN UKHUWAH

Sebuah ukhuwah itu bermula dengan taaruf. Saling mengenal sesama muslim sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam surah al Hujurat yang bermaksud,

'Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu Dengan Yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang Yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan Yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha mendalam pengetahuannya (akan keadaan dan amalan kamu)'. (al hujurat : 13)

Kemudian, selepas bertaaruf, kenalah pula saling memahami antara satu sama lain iaitu tafahum. Tanpa persefahaman, sukar untuk membentuk ukhwah yang benar2 mantap.Tapi sangat diakui, sangat sukar untuk membina persefahaman apatah lagi apabila masing2 berada pada cabang yang berbeza atau ditimpa ujian dan nasib yang berbeza. Kadang cuba diletakkan beban sahabat pada diri tapi benarlah, berat mata memandang, berat lagi bahu memikul sehingga kita sering tidak tergalas sedikitpun beban sahabat. Tapi, sekurang2nya, cuba juga untuk memahami seorang sahabat, biar sahabat mengetahui masih ada yang mengambil berat akan dirinya insyaAllah.

Taawun yang ketiganya iaitu saling tolong menolong kepada perkara kebaikan sebagaimana sabda Nabi SAW,

‘Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.’ (H.R. Muslim)

Seterusnya, berikut adalah perkongsian yang aku copy dan paste daripada halaqah-online dengan izin. Semoga ada sedikit penyelesaian yang dapat ditemu daripada artikel ini.insyaAllah.


KEUTAMAAN UKHUWAH

Di luar keutamaan yang terkandung dalam ukhuwah, sesungguhnya sebelum segala-galanya, ukhuwah merupakan perintah Allah SWT. Firman Allah SWT bermaksud,

‘Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.’ (ali imran, 3 : 103)

Ayat di atas melarang kita untuk bercerai berai. Sedangkan bercerai berai merupakan lawan dari persatuan, yang menjadi salah satu komponen mendasar ukhuwah islamiyah. Namun demikian, disamping sebagai kewajiban, ukhuwah memiliki keutamaan yang cukup banyak, diantaranya adalah:

1. Wajah orang yang berukhuwah akan bersinar.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

Dari Umar bin Khatab ra, Rasulullah SAW mengatakan kepadaku, ‘sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah terdapat sekelompok orang yang mereka ini bukan para nabi dan bukan pula orang yang mati syahid, namun posisi mereka di sisi Allah membuat para nabi dan orang yang mati syahid menjadi iri. Para sahabat bertanya, beritahukan kepada kami, siapakah mereka itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab, ‘mereka adalah sekelompok orang yang saling mencintai karena Allah SWT, meskipun diantara mereka tiada ikatan persaudaraan dan tiada pula kepentingan materi yang memotivasi mereka. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak takut manakala manusia takut, dan mereka tidak bersedih hati manakala manusia bersedih hati.’ Lalu Rasulullah SAW membacakan ayat ‘Sesungguhnya wali-wali Allah itu, mereka tidak takut dan tidak pula bersedih hati.’ (HR. Abu Daud)

2. Tidak takut dan tidak bersedih hati.

3. Akan diampuni dosa-dosanya.

Rasulullah SAW bersabda:

Dari Salman al-Farisi ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya seorang muslim, apabila ia bertemu dengan saudaranya muslim yang lainnya, kemudian ia menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurannya dedaunan dari sebuah pohon yang telah kering di hari angin bertiup sangat kencang. Atau kalau tidak, dosa keduanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan. (HR. Imam Tabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir VI/ 256, dan Imam Baihaqi dalam syu’ab al-Iman VI/ 437)

4. Mendapatkan ‘naungan’ Allah, di hari tiada naungan selain naungan-Nya.

Rasulullah SAW bersabda:

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, bahwa Allah berfirman pada hari kiamat. ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku.? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka di hari tiada naungan selain naungan-Ku. (HR. Muslim)

5. Mendapatkan cinta Allah.

Rasulullah SAW bersabda:

Dari Abu Hurairah ra, bahwa seorang pemuda mengunjungi saudaranya di kota lain. Di tengah perjalanannya, Allah mengutuskan padanya seorang malaikat (yang menyamar). Ketika malaikat tiba padanya, berkata, ‘Wahai pemuda, engkau hendak kemana?’ Ia menjawab, ‘aku ingin bersilaturahim ke tempat saudaraku di kota ini.’ Malaikat bertanya lagi, ‘Apakah maksud kedatanganmu ada kepentingan duniawi yang ingin kau cari?’ Ia menjawab, ‘Tidak, selain hanya karena aku mencintainya karena Allah SWT.’ Kemudian malaikat berkata, ‘sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, diperintahkan untuk menyampaikan kepadamu bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kamu mencintai saudaramu tersebut. (HR. Muslim)

6. Dapat merasakan manisnya iman.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘ada tiga hal, yang apabila ketiganya terdapat dalam diri seseorang, maka ia akan dapat merasakan manisnnya iman. (1) Lebih mencintai Allah dan rasul-Nya dari pada apapun selain keduanya. (2) Mencintai seseorang semata-mata hanya karena Allah SWT. (3) Tidak menyukai kembali pada kekafiran, sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke dalam api neraka. (HR. Bukhari)


SYARAT DALAM BERUKHUWAH

1. Ikhlas.

Ukhuwah seorang muslim terhadap muslim lainnya, haruslah dilandasi dengan keikhlasan kepada Allah SWT. Ukhuwah yang terlahir bukan kerana sesuatu yang bersifat keduniaan, atau kerana termotivasi oleh kepentingan tertentu. Kerana apabila ukhuwah telah tercampur dengan ketidak ikhlasan, maka sudah menjadi hak Allah apabila tidak menerima ukhuwah yang seperti itu. Kisah yang terdapat dalam hadith, yang menceritakan seorang pemuda yang ingin mengunjungi ‘saudara seimannya’ (lihat hadits keutamaan ukhuwah no. 5 dalam makalah ini) menunjukkan bahwa ukhuwah itu harus ikhlas semata-mata cintanya hanya karena Allah. Dan ukhuwah seperti inilah yang akan membuahkan mendapatkan cinta dari Allah SWT.

2. Dilandasi dengan iman dan ketaqwaan.

Kerana hanya iman dan ketaqwaan sajalah, yang mampu menjadikan ukhuwah tetap bersih, sebagaimana yang diinginkan oleh Islam. Allah menggambarkan dalam Al-Qur’an,

‘Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.’ (az zukhruf 43 : 67)

3. Komitmen dengan adab Islam.

Ukhuwah tidak akan pernah terikat, apabila kedua orang yang saling berukhuwah tidak mengimplementasikan adab dan perilaku islami. Dan hal seperti inilah, yang maknanya terkandung dalam salah satu sabda Rasulullah SAW :

'…dan dua orang pemuda, yang saling mencintai karena Allah. Mereka bertemu karena Allah dan merekapun berpisah karena Allah SWT…' (HR. Muslim)

4. Berlandaskan pada prinsip saling menasihati kerana Allah.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan bahwa:

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang mu’min merupakan cermin bagi mu’min lainnya, yang apabila ia melihat pada aib pada diri saudaranya, ia memperbaikinya. (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad)

5. Saling tolong menolong dalam kesenangan dan kesusahan.

Hal ini digambarkan Allah dalam Al-Qur’an,

‘Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah kalian saling tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.’ (al maidah, 5 : 2)

Tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan merupakan perintah Allah SWT, baik dalam kondisi suka mahupun duka. Bahkan dalam sebuah hadith, Rasulullah SAW bersabda,

Dari Nu’man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Perumpamaan orang-orang mu’min dalam hal kecintaan dan kasih sayang diantara mereka adalah laksana satu tubuh, yang apabila terdapat salah satu anggota tubuhnya yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit, dengan tidak dapat tidur dan demam.’ (HR. Muslim)


CARA UNTUK MEMPERERAT TALI UKHUWAH

1. Memberitahukan rasa ‘cinta’nya kepada saudaranya.

Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW,

Dari Al-Miqdam bin Ma’di Karib, Rasulullah SAW bersabda, ‘Apabila seorang mu’min mencintai saudaranya sesama mu’min, maka beritahukanlah bahwa ia mencintainya (karena Allah SWT) (HR. Abu Daud)

Dalam riwayat lain, dikisahkan :

Dari Anas bin Malik ra, bahwa seorang pemuda ada di samping Rasulullah SAW, tidak lama kemudian, lewatlah seseorang melalui mereka. Kemudian pemuda ini mengatakan, ‘Ya Rasulullah, sungguh aku mencintai orang itu (kerana Allah).’ Kemudian Rasulullah SAW bertanya, ‘sudahkah engkau memberitahukan padanya?’ Ia menjawab, ‘belum.’ Rasulullah SAW mengatakan, kalau demikian beritahukalah padanya.’ Lalu pemuda ini mengikuti orang tersebut dan mengatakan padanya, ‘aku mencintaimu kerana Allah.’ Orang tersebut menjawab, ‘Semoga Allah mencintaimu seperti engkau mencintaiku karena-Nya.’ (HR. Abu Daud)

2. Mendoakan saudaranya

Dalam sebuah riwayat dikisahkan,

Dari Umar bin Khattab ra, aku meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk pergi umrah. Kemudian Rasulullah SAW mengizinka aku dan berkata, ‘jangan lupa wahai saudaraku doanya. Beliau mengucapkan sebuah kalimat yang teramat membahagiakan, seakan aku memiliki dunia. (HR. Abu Daud)

3. Memberikan senyuman.

Dari Abu Dzar ra, Rasulullah SAW mengatakan kepadaku, ‘janganlah kalian menganggap remeh satu perbuatan baik sedikitpun, meskipun hanya memberikan senyuman (wajah yang ramah) kepada saudaramu. (HR. Muslim)

4. Menjabat tangan.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengatakan,

Dari Salman al-Farisi ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya seorang muslim, apabila ia bertemu dengan saudaranya muslim yang lainnya, kemudian ia menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurannya dedaunan dari sebuah pohon yang telah kering di hari angin bertiup sangat kencang. Atau kalau tidak, dosa keduanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan. (HR. Imam Tabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir VI/ 256, dan Imam Baihaqi dalam syu’ab al-Iman VI/ 437)

5. Bersilaturahim.

Rasulullah SAW bersabda, bahwa Allah berfirman,

‘Cinta-Ku wajib diberikan kepada orang yang saling mencintai karena-Ku, kepada yang saling duduk karena-Ku, kepada yang saling mengunjungi (bersilaturahim) karena-Ku, dan yang saling berlomba untuk berkorban karena-Ku.' (HR. Ahmad bin Hambal)

6. Mengucapkan selamat pada waktu tertentu.

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang bertemu dengan saudaranya yang muslim dengan sesuatu yang menyenangkannya untuk membahagiakannya, maka sungguh Allah akan membahagiakannya pada hari kiamat.’ (HR. Tabrani dalam Mu’jam Shaghir, II/288)

7. Memberikan hadiah.

Dalam sebuah hadith, Rasulullah SAW bersabda,

‘Saling mencintai dan saling memberi hadiahlah kalian’ (HR. Baihaqi & Tabrani)

8. Memberikan perhatian penuh pada kebutuhan saudaranya.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda,

‘Barang siapa yang melapangkan kesempitan dunia seorang mu’min, maka Allah akan melapangkan baginya kesempitan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah akan mempermudahnya dalam kehidupan dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi cela seorang muslim, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya tersebut menolong saudaranya.’ (HR. Muslim)

9. Melaksanakan semua hak-hak ukhuwah.

Terdapat beberapa hal, yang menjadi hak seorang muslim dengan muslim lainnya dalam berukhuwah yang harus ditunaikan oleh setiap muslim. Hak-hak tersebut akan dibahas dalam pembahasan berikut:


HAK-HAK DALAM BERUKHUWAH

Diantara hak-hak tersebut adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya:

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Hak seorang muslim dengan muslim lainnya ada eman. Para sahabat bertanya, ‘Apa itu wahai Rasulullah SAW? Beliau menjwab, ‘apabila engkau bertemu dengannya ucapkanlah salam, apabila ia mengundangmu penuhilah, apabila ia minta nasehat darimu nasehatilah, apabila ia bersin doakanlah, apabila ia sakit tengoklah, dan apabila ia meninggal dunia maka ikutilah jenazahnya. (HR. Muslim)

Dari hadith di atas, dapat kita petik kesimpulan, bahwa diantara hak ukhuwah seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah:

1. Mengucapkan salam.

2. Memenuhi undangannya.

3. Memberikan nasehat.

4. Mendoakan ketika bersin.

5. Menengok ketika sakit.

6. Mengikuti jenazahnya ketika meninggal dunia.

Selain keenam hak ini, juga masih terdapat hak lainnya, yaitu sebagaimana yang terdapat dalam sebuah hadits:

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang melapangkan kesempitan dunia seorang mu’min, maka Allah akan melapangkan baginya kesempitan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah akan mempermudahnya dalam kehidupan dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi sela seorang muslim, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya tersebut menolong saudaranya.’ (HR. Muslim)

Dari hadith ini dapat di ambil beberapa nota penting, bahwa hak seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah :

7. Sentiasa mengambil berat akan dirinya dalam susah mahupun senang.

8. Menutupi aib atau kekurangan yang dimilikinya.


BUAH LAIN DARI UKHUWAH

Selain berbagai keistimewaan yang telah digambarkan di atas, ukhuwah memilki nilai positif lain yang sangat luas, yaitu akan dapat mewujudkan al-wihdah al-islamiyah (baca; persatuan umat). Karena dengan adanya ukhuwah, setiap muslim tidak akan memandang seseorang dari sukunya, bahasanya, negaranya, warna kulitnya, warna rambutnya, organisasinya, partainya dan lain sebagainya. Namun ia akan melihat seseorang dari segi aqidahnya. Siapapun ia, jika ia mentauhidkan Allah, beragamakan Islam, bermanhajkan Al-Qur’an, berkiblatkan ka’bah, bersunahkan sunah Rasulullah SAW, maka ia adalah saudaranya. Sehingga ia akan memandang bahwa di setiap daerah, setiap wilayah atau bahkan di negara manapun yang di sana terdapat orang-orang yang memperjuangkan kalimatullah, maka itu adalah negerinya. Dan setiap muslim memiliki kewajiban untuk senantiasa menolong saudaranya di jalan Allah SWT. Atau paling tidak, harus memiliki kepedulian terhadap kebutuhan dan kesusahan yang dialami saudaranya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda :

Dari Hudzaifah bin Yaman ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang tidak peduli terhadap urusan kaum muslimin, maka bukanlah ia termasuk golongan mereka (kaum muslimin).’ (HR. Tabrani)

Kerana tiada kesempurnaan iman tanpa adanya ukhuwah.

sumber : halaqah-online

2 ulasan:

a.j. berkata...

beautiful

SuhaNa berkata...

Assalammualaikum..

Ukhwah itu indah bila disulami dengan cinta kepada Allah